Jumat, 08 Agustus 2008

Kisah Sang Keledai

Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur.
Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam sementara si
petani memikirkan apa yang harus dilakukannya.


Akhirnya, si petani memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur
juga perlu ditimbun (ditutup – karena berbahaya), jadi tidak
berguna untuk menolong si keledai. Dan ia mengajak tetangga-tetangganya
untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop
tanah ke dalam sumur.

Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi,
ia menangis penuh kengerian . Tetapi kemudian, semua orang takjud,
karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi
dituangkan ke dalam sumur. Si petani melihat ke dalam sumur dan
tercengang karena apa yang dilihatnya.

Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan
kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia
mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa
punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu.

Sementara tetangga2 si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas
punggung hewan itu, si keledai terus juga menguncangkan badannya
dan melangkah naik. Segera saja, semua orang terpesona ketika si
keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri !


Kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepadamu, segala
macam tanah dan kotoran. Cara untuk keluar dari "sumur"
(kesedihan,masalah, dsb) adalah dengan menguncangkan segala tanah dan kotoran
dari diri kita (pikiran dan hati kita) dan melangkah naik dari "
sumur" dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan.
Setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk
melangkah. Kita dapat keluar dari "sumur" yang terdalam dengan
terus berjuang, jangan pernah menyerah !

Ingatlah aturan sederhana tentang Kebahagiaan :
1. Bebaskan dirimu dari kebencian
2. Bebaskanlah pikiranmu dari kecemasan.
3. Hiduplah sederhana.
4. Berilah lebih banyak.
5. Berharaplah lebih sedikit.
6. Tersenyumlah.
7. Miliki teman yang bisa membuat engkau tersenyum

Seseorang telah mengirimkan hal ini untuk kupikirkan, maka aku
meneruskannya kepadamu dengan maksud yang sama.
"Entah ini adalah waktu kita yang terbaik atau waktu kita yang
terburuk, inilah satu-satunya waktu yang kita miliki saat
ini ! "

Salam


Tidak ada komentar: